Catat 353 Kasus Malaria, Dinkes Kutim Beri Perhatian Khusus

Kepala Dinkes Kutim, Bahrani Hasanal

FRASA.ID, KUTAI TIMUR – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kutai Timur (Kutim) melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) memberikan perhatian khusus terhadap penyakit malaria.

Sebagai informasi, penyakit malaria merupakan satu dari tiga penyakit prioritas yang harus dieliminasi. Eiminasi malaria yaitu upaya untuk menghentikan penularan penyakit malaria di suatu wilayah geografis tertentu.

Hal ini dilakukan, sebagai upaya Dinkes Kutim mensukseskan target daerah dan nasional yaitu eliminasi malaria pada tahun 2027 mendatang, karena saat ini terdapat 353 kasus penyakit malaria.

“Periode Januari hingga September 2024 kita mencatat 353 kasus, angka tersebut sudah turun dibanding tahun lalu kurang lebih 700 kasus, dan kita terus berupaya agar angka kasusnya 0 atau tidak ada kasus jadi bisa kita eliminasi sebelum 2027 atau target nasional,” ucap Kepala Dinkes Kutim, Bahrani Hasanal, Sabtu (23/11/2024).

Baca juga  Pojok Baca di Lapas Narkotika Samarinda: Inovasi untuk Meningkatkan Literasi Warga Binaan

Secara wilayah Kabupaten Kutai Timur termasuk kedalam kategori endemis rendah tetapi masih ada wilayah kerja Puskesmas yang termasuk dalam endemis tinggi.

Wilayah dengan endemis tinggi diantaranya Kecamatan Sandaran, Sangkulirang, dan Karangan yang merupakan wilayah pesisir dan terdapat hutan asli yang belum disentuh manusia sehingga terdapat kasus malaria yang tercatat.

“Sebenarnya Kutim ini wilayah dengan endemis rendah tapi di beberapa wilayah yang didominasi daerah pesisir seperti Kecamatan Sandaran, Sangkulirang dan Karangan merupakan wilayah endemis tinggi jadi disana ada kasus malaria,” ungkapnya.

Baca juga  Bupati Kutim Letakkan Batu Pertama Tanda Pembangunan Pasar Sepaso Dimulai

Penyakit malaria disebabkan oleh parasit Plasomodium yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles betina yang terinfeksi parasit tersebut, gigitan nyamuk membuat parasit masuk, mengendap di organ hati, dan menginfeksi sel darah merah.

Gejala awal penyakit malaria adalah menggigil, demam, dan berkeringat, biasanya terjadi beberapa minggu setelah digigit oleh nyamuk Anopheles betina.

Lebih lanjut, Bahrani menjelaskan secara Epidemiologi kasus malaria lebih bersifat sporadic yang disebabkan adanya aktivitas yang berhubungan langsung dengan hutan.

Baca juga  Rangkaian HKN, Dinkes Kutim Bagikan 5 Unit Ambulan

“Secara garis besar atau epidemiologi penyakit malaria ini bersifat sporadic atau menyerang orang yang mempunyai aktivitas tinggi dan secara langsung berhubungan dengan hutan,” tambahnya.

Ia juga menambahkan bagaimana mencegah penyakit malaria diantaranya hindari gigitan nyamuk, bersihkan lingkungan, konsumsi obat profilaksis, pola hidup sehat, serta hindari aktivitas saat malam hari terutama saat di hutan sebab nyamuk malaria aktif di malam hari.

Pihaknya berharap agar Kutai Timur bisa terlepas dari kasus penyakit prioritas malaria dan mampu mengeliminasi penyakit tersebut sebelum 2027. (Adv)

Bagikan: