FRASA.ID, KUTAI KARTANEGARA- Pembangunan yang dijalankan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kutai Kartanegara (Kukar) dewasa ini tengah berfokus pada sektor pertanian secara keseluruhan. Seperti yang tertuang dalam RPJMD 2021-2026 Kukar Idaman, program kerja di bawah kepemimpinan Edi Damansyah dan Rendi Solihin itu berupaya untuk meningkatkan produktivitas pertanian, serta mewujudkan cita-cita dalam menjadikan Kukar sebagai lumbung pangan Ibu Kota Nusantara (IKN) yang berada di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim).
Untuk mewujudkan hal tersebut, beragam upaya telah direalisasikan oleh Pemkab Kukar melalui kerja sama yang dibangun dengan TNI dan pihak ketiga seperti perusahaan. Mulai dari pengoptimalan agrikultural, hingga menyalurkan dana bantuan berupa sarana dan prasarana penunjang produktivitas para petani, peternak, dan nelayan.
Dan selanjutnya, Pemkab Kukar akan kembali membuat terobosan baru dengan menggandeng dunia pendidikan untuk menanamkan ilmu pertanian di bangku sekolah.
Bupati Kukar, Edi Damansyah mengungkapkan secara langsung, bahwa rencana ini juga telah mendapat dukungan dari Pj Gubernur Kaltim, Akmal Malik. Ia berharap akan terbentuk sebuah pola kolaborasi dari rencana yang sebenarnya sudah dinisiasi sejak dua tahun lalu tersebut.
“Kami ingin pembangunan pertanian yang semulanya tradisional menjadi modern karena potensi sektor ini besar. Di Kukar sendiri ada banyak lahan eks tambang yang ekstrim dan itu bisa digunakan, tetapi dengan perlakuan tersendiri. Kami banyak diskusi dengan Pj Gubernur, dan semangatnya sama,” ujar Edi kepada pewarta mediamahakam.com baru-baru ini.
Terkait tingginya potensi yang dimiliki oleh sektor pertanian di Kukar, Edi berharap masyarakat dapat bersama-sama mendorong terciptanya program regenerasi petani.
Bukan hanya dengan mengoptimalkan sistem pertanian yang semula tradisional menjadi modern. Tapi juga bagaimana meng-regenerasi kelompok pemuda tani hingga petani milenial terwujudkan. Seperti dengan terus memberikan edukasi berupa pemahaman bahwa pertanian tidak selalu identik dengan lumpur, namun sekarang telah beralih ke manajemen dan teknologi.
Saat ditanya apakah pertanian dapat menjadi salah satu bahan ajar berupa muatan lokal (Mulok) di sekolah seperti halnya Bahasa Kutai, yg memiliki tujuan menjaga kelestarian bahasa daerah, Edi menyebut bahwa tidak menutup kemungkinan hak tersebut juga akan terwujud. Terlebih dengan hadirnya kurikulum Merdeka Belajar. Ia akab memastikan pihaknya akan melakukan rancangan terkait hak tersebut.
“Saya optimis, karena sektor ini sangat menjanjikan, dan peluang kerjamya luas. Kebijakan pemerintah pun sangat memihak terhadap bidang pangan, tinggal regenerasinya,” tutup Edi. (adv/diskominfokukar)