FRASA.ID, KUTAI KARTANEGARA-Hujan deras tak lagi disambut sukacita di Kelurahan Maluhu. Bagi warga, setiap rintik air yang jatuh dari langit bisa berarti jam-jam panjang berjibaku dengan genangan yang membanjiri halaman rumah dan mengancam hasil panen.
Tapi tahun ini, harapan mulai mengalir bersama anggaran Rp800 juta yang digelontorkan Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) untuk menyelesaikan masalah klasik itu: sistem irigasi yang belum sempurna.
“Masih ada genangan karena jalur pembuangan ke hilir belum optimal. Titik kritisnya di sekitar buangan ke Sungai Tenggarong dan Stadion Rondong Demang,” jelas Lurah Maluhu, Tri Joko Kuncoro, Senin (17/3/2025).
Normalisasi drainase di Jalan Melak I dan Melak II menjadi prioritas. Wilayah RT 9 hingga RT 12, yang selama ini dihantui oleh genangan setiap kali hujan mengguyur, kini menjadi titik awal perjuangan.
Dengan proyek ini, air yang selama ini tertahan dan mengendap di halaman rumah warga, di jalanan, dan di sawah, akan memiliki jalur mengalir yang lebih lancar.
Namun perjuangan tak berhenti di situ. Drainase di sekitar Stadion Rondong Demang juga akan dibenahi. RT 1 sampai RT 5, serta RT 22, menjadi bagian dari strategi besar ini.
Pemerintah ingin memastikan bahwa hujan bukan lagi musuh, melainkan berkah yang tak lagi membawa banjir sesaat.
“Alhamdulillah tahun ini sudah teranggarkan. Kalau drainase di Jalan Melak I dan II selesai, insyaAllah dampak genangan akan jauh berkurang,” ujar Joko dengan harapan yang terpancar dari wajahnya.
Namun bagi warga, terutama petani, persoalan ini bukan sekadar genangan sesaat. Air yang tergenang di lahan sawah bisa menghancurkan panen. Bisa berarti kehilangan mata pencaharian. Bisa berarti hari-hari penuh kekhawatiran tentang masa depan.
“Selama ini, banyak sawah terganggu. Panen gagal. Kami tak ingin lagi melihat petani kami merugi karena air yang tak punya jalan keluar,” tegas Joko.
Kini, dengan anggaran yang telah disiapkan, Maluhu tak sekadar mengeringkan parit-paritnya. Maluhu sedang mengeringkan kekhawatiran, membendung kerugian, dan mengalirkan harapan.
Warga menanti. Mesin-mesin akan segera bekerja. Parit-parit lama akan dibuka dan diperlebar.
Jalur air akan disempurnakan. Dan jika semuanya berjalan sesuai rencana, bukan hanya air yang akan mengalir lebih lancar—tetapi juga kehidupan yang lebih layak dan aman di Maluhu.(ADV/DISKOMINFOKUKAR)