FRASA.ID, SAMARINDA- Koleksi naskah kuno di Perpustakaan Provinsi Kalimantan Timur masih belum lengkap. Hal ini disampaikan oleh Kepala Bidang Deposit, Pelestarian, Pengembangan Koleksi, dan Pengembangan Pengolahan Buku Perpustakaan, Endang Effendi. Menurutnya, masih sedikit buku-buku yang berusia di atas 50 tahun, terutama buku-buku yang berkaitan dengan sejarah Kalimantan Timur.
“Belum banyak buku-buku yang berusia di atas 50 tahun, apalagi yang berkaitan dengan sejarah-sejarah seputar Kaltim,” kata Endang.
Endang mencontohkan, ada seorang mahasiswa asal Kaltim yang kuliah di Singapura dan menemukan buku tentang sejarah suku Bajau Berau di perpustakaan universitasnya. “Padahal itu suku asli kita, tapi kita di sini tidak punya bukunya. Malu kita ini,” ujarnya.
Endang mengatakan bahwa perpustakaan provinsi berupaya untuk mengumpulkan dan melestarikan naskah-naskah kuno yang ada di masyarakat, terutama yang dimiliki oleh para sesepuh atau tokoh adat. Namun, ia mengakui bahwa ada kendala dalam hal pendekatan dan penghargaan.
“Kadang orang tidak mau menyerahkan naskah kuno mereka karena merasa itu warisan keluarga atau nenek moyang. Kalau cuma diberi sertifikat terima kasih, mereka kurang puas. Padahal kita ingin naskah kuno itu bermanfaat bagi orang banyak dan menjadi ilmu pengetahuan untuk anak-anak kita di masa depan,” tuturnya.
Endang berharap ada kerjasama dari pemerintah daerah, lembaga pendidikan, dan masyarakat untuk meningkatkan koleksi naskah kuno di perpustakaan provinsi. Ia juga mengimbau kepada pemilik naskah kuno untuk bersedia menyumbangkan atau meminjamkannya kepada perpustakaan agar dapat dijaga dan didokumentasikan dengan baik.
“Kita harus bangga dengan sejarah dan budaya kita. Jangan sampai orang lain yang lebih menghargai dan menyelamatkan naskah kuno kita,” pungkasnya. (ADV)