TENGGARONG- Insiden kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) kembali terjadi di Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Minggu (25/6/2023).
Karhutla tersebut terjadi di Kecamatan Muara Muntai, tepatnya di pinggir sungai jalur poros menuju Desa Jantur dan Desa Muara Aloh.
Dari video yang beredar di grup whatsapp, kebakaran hutan dan lahan itu terjadi di dekat pemukiman warga.
Pasalnya, terlihat asap tebal yang membumbung tinggi dan menyelimuti langit di atas sekitar rumah warga di Kecamatan Muara Muntai.
Berdasarkan keterangan seorang relawan, di wilayah pinggir sungai tersebut memang banyak warga yang berkebun apabila air sedang surut.
Dugaannya, warga tidak sengaja membakar kayu usai berkebun, namun api justru merambat luas ketika terkena hembusan angin kencang hingga menimbulkan kathutla.
“Info karhutla di Muara Muntai, gelap gulita, tidak nampak pemukiman, semuanya asap,” ucap seorang warga dalam video tersebut.
Sementara itu saat dikonfirmasi, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Fida Hurasani membenarkan informasi ini.
Pihaknya tengah bersiap menerjunkan 15 personel yang berasal dari BPBD Kukar dan Disdamkartan Kukar untuk menuju lokasi kejadian.
“Iya benar saya baru saja menerima informasi tadi siang. Saat ini kami tengah melakukan persiapan berangkat menuju lokasi. Semoga bisa cepat tertangani dan tidak merembet,” harapnya.
4 Kecamatan Rawan Karhutla
Sebelumnya, ada empat lokasi Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur yang rawan terhadap kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Empat lokasi tersebut merupakan hasil analisis dan pemetaan yang dilakukan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kutai Kartanegara.
Di antaranya, Kecamatan Muara Wis, Kecamatan Muara Kaman, Kecamatan Muara Muntai, dan Kecamatan Samboja.
Kepala Pelaksana BPBD Kutai Kartanegara, Fida Hurasani mengatakan, empat lokasi tersebut mempunyai areal hamparan lahan gambut yang cukup luas.
“Memang perlu waspada, tapi tidak perlu khawatir karena InsyaAllah termonitor dengan baik lewat pos-pos kami di setiap kecamatan,” ujarnya.
Laki-laki yang akrab disapa Afe itu pun mengaku menemukan fakta mengenai kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kutai Kartanegara.
Ia menduga kuat, kejadian karhutla di wilayahnya berasal dari faktor kesengajaan yang dilakukan oleh oknum untuk kepentingan pribadi.
Pasalnya, hasil temuan di lapangan kondisi kelembapan di bawah lahan gambut di Kutai Kartanegara masih sangat lembap dan tidak kekeringan.
“Tidak ada unsur terbakar oleh hawa panas atau tingkat kekeringan yang sudah tinggi. Di daerah kita masih sangat lembap, artinya kalau tidak sengaja dibakar, tidak akan terbakar,” kata Afe.
Sebab itu, ia pun memiliki imbauan yang ditujukan untuk masyarakat. Afe meminta agar segala aktivitas yang bersangkutan dengan api harus dipastikan benar-benar padam.
“Masyarakat yang berladang, mencari ikan, atau aktivitas lain yang harus menyalakan api seperti mengusir nyamuk, jika sudah selesai pastikan sudah tidak ada api lagi,” pungkasnya.