Pemerataan Jaringan, Diskominfo Salurkan Internet Desa di Kutim

Kantor Desa Sandaran penerima Internet Desa Gratis

FRASA.ID, KUTAI TIMUR – Dinas Komunikasi, Informatika, Persandian dan Statistik (Diskominfo Staper) Kutai Timur (Kutim) telah menyalurkan internet gratis kepada seluruh desa di Kutim.

Total 141 Kantor Desa dan Kelurahan telah menikmati layanan tersebut, program internet desa merupakan salah satu program unggulan yang mengawali konsep Smart City di Kabupaten Kutai Timur.

Internet desa hanya dipasang di kantor desa sehingga akses tersebut hanya didapat apabila kita berada di sekitar kantor dan tidak dapat menjangkau seluruh wilayah di desa tersebut.

Baca juga  Maksimalkan Potensi Ekonomi Daerah Dengan Pengelolaan Pajak Yang Optimal

“Untuk internet desa sudah ada semua di 141 desa dan kelurahan dan 18 kecamatan yang ada di Kutim, tetapi internet ini hanya ada dan digunakan di kantornya saja untuk keperluan pelayanan kepada masyarakat,” kata Kepala Diskominfo Staper Kutim, Ronny Bonnar Hamonangan Siburian, Selasa (12/11/2024).

Sebagai solusi, sebagian desa mempersilahkan dan memberikan akses internet tersebut kepada warganya agar bisa menikmati internet gratis di Kantor Desa dan Kelurahan.

Lebih lanjut ia tidak menampik bahwa masih ada area blank spot di Kabupaten Kutai Timur, seperti di Desa Tanjung Mangkalihat, serta Deda Sandaran di Kecamatan Sandaran.

Baca juga  Monitoring Kesehatan Pilkada 2024, Dinkes Kutai Timur Akan Lakukan Pemeriksaan Kesehatan

Untuk menangani hal tersebut sudah bukan kendali Diskominfo Staper Kutim, sebab internet juga menggunakan provider yang berbasis perusahaan dan tentunya mempertimbangkan profitnya.

“Masalahnya mereka (provider) akan mempertimbangkan bisnis juga, ada berapa rumah yang tinggal di area tersebut, berapa jumlah warga disana, itu akan masuk dalam perhitungan mereka (provider) dalam membangun tower,” jelasnya.

Baca juga  Keluarga Pioner Sebagai Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial

Oleh sebab itu, pihaknya masih mencari solusi yang terbaik untuk area-area tertentu yang masih blank spot dan berapa warga yang tinggal di daerah tersebut.

“Sementara ini kami masih belum bisa berbuat banyak, tapi untuk tahun depan akan kami rumuskan bagaimana solusinya untuk memenuhi kebutuhan penggunaan jaringan,” tuturnya.

Ia berharap pemerataan jaringan di setiap wilayah Kabupaten Kutai Timur bisa segera teratasi sehingga masyarakat bisa mengakses dan mendapatkan informasi lebih cepat. (Adv)

Bagikan: