Sampah Makin Menggunung, Kukar Bersiap Bangun TPA Modern di Tenggarong

FRASA.ID, TENGGARONG– TPA Bekotok sudah kelelahan. Usianya yang menua dan daya tampung yang kian sesak, menjadi alarm keras bagi Pemkab Kutai Kartanegara. Tak bisa ditunda lagi — Kukar butuh TPA baru. Modern, tertata, dan ramah lingkungan.

Menjawab tantangan itu, Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Kukar kini bergerak cepat. Kajian mendalam sedang dilakukan, menimbang setiap hektar tanah yang memungkinkan, mencari titik terbaik untuk membangun TPA generasi baru.

“Kami tidak sekadar membangun tempat buang sampah. Kami sedang merancang masa depan pengelolaan limbah Kukar,” tegas Sekretaris DLHK Kukar, Taufiq, Kamis (3/4/2025).

Desa Rapak Lambur, Kelurahan Jahab, dan Loa Ipuh Darat menjadi kandidat kuat. Jauh dari pemukiman, lahan luas lebih dari 5 hektar, dan cukup aman dari risiko gangguan sosial dan lingkungan. Tapi satu lokasi mencuat jadi favorit: Loa Ipuh Darat.

Baca juga  Penutupan Bimtek, Kadiskominfo Staper Kutim Sebut Jurnalis Sebagai Penghubung Pemerintah Dan Masyarakat

“Dari sisi teknis dan sosial, Loa Ipuh Darat paling memenuhi syarat. Semoga tidak perlu pembebasan lahan warga,” ujar Taufiq.

TPA Bekotok selama ini menggunakan sistem open dump—tumpuk dan buang. Tapi TPA baru Kukar akan melangkah lebih jauh dengan sistem controlled landfill.

Ini bukan sekadar perubahan teknis. Ini adalah revolusi dalam pengelolaan sampah:

* Lindi terkendali.
* Gas metan dimonitor.
* Sampah dipadatkan dan ditutup tanah setiap hari.
* Lingkungan lebih bersih.
* Gangguan ke warga sekitar ditekan hingga nyaris nol.

Baca juga  Keterbukaan Informasi Publik, Kutai Timur Siap Bersanding Dengan Balikpapan dan Samarinda

Berbagai fasilitas pun akan dibangun: saluran drainase, kolam penampungan, pos operasional, alat berat pemadat, hingga sistem penutup tanah harian.

Revolusi Dimulai dari Rumah

Tak hanya membangun TPA, DLHK juga menata ulang paradigma. Lewat program TPS3R (Tempat Pengelolaan Sampah Recycle), Kukar ingin perang melawan sampah dimulai dari rumah tangga.

“Sebagian besar sampah bisa didaur ulang. Jika dipilah dengan baik, tidak perlu semua berakhir di TPA,” jelas Taufiq.

TPS3R tak hanya soal pengurangan volume sampah, tapi juga peluang ekonomi baru: plastik jadi rupiah, kertas jadi penghasilan, dan warga jadi pelaku ekonomi sirkular.

Baca juga  Persiapkan Lahan Disdikbud Kutim Akan Bangun Museum

DLHK tak ingin berjalan sendiri. Masyarakat akan dilibatkan dalam setiap tahap: dari kajian lokasi, pengawasan operasional, hingga edukasi pengelolaan mandiri.

“TPA baru bukan hanya proyek, ini tonggak perubahan. Kukar ingin membuktikan bahwa persoalan sampah bisa ditangani dengan sistematis, modern, dan partisipatif,” pungkas Taufiq.

Jika semua berjalan sesuai rencana, maka dalam waktu dekat, TPA Bekotok akan istirahat setelah puluhan tahun mengabdi. Dan Kukar akan memiliki TPA yang bukan sekadar tempat membuang, tapi pusat pengelolaan limbah berkelanjutan — simbol komitmen terhadap masa depan lingkungan yang lebih bersih. (*)

Bagikan: