Tak Hanya Padamkan Api, Disdamkar Kukar Kini Jadi Penolong Segala Situasi

FRASA.ID, TENGGARONG – Ketika mendengar kata “pemadam kebakaran,” yang terlintas biasanya adalah kobaran api, kepulan asap, dan petugas berseragam oranye yang berjibaku menyelamatkan bangunan dari amukan si jago merah. Namun di Kutai Kartanegara, fungsi pemadam kebakaran kini lebih luas dari sekadar itu.

Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kutai Kartanegara (Disdamkarmatan Kukar) tengah membuktikan bahwa mereka adalah garda terdepan dalam penyelamatan, tak hanya dari api, tapi juga dari hal-hal tak terduga yang dialami masyarakat.

Baru-baru ini, laporan yang masuk ke Disdamkarmatan Kukar bisa membuat siapa saja tercengang sekaligus tersenyum.

Bayangkan saja—seorang warga kehilangan smartphone yang tercebur ke Sungai Mahakam, anak-anak memasukkan manik-manik ke dalam telinga, hingga ibu rumah tangga yang panik karena tikus menyelinap ke dapur. Semua laporan itu ditangani dengan serius.

Baca juga  Hari UMKM Nasional, DPRD Kaltim Dukung Peningkatan Sarana dan Prasarana Pelaku Usaha

“Kami tidak melihat apakah itu lucu, kecil, atau sepele. Yang kami lihat adalah ada orang yang butuh bantuan. Dan kalau kami mampu, mengapa tidak membantu?” ujar Kepala Disdamkarmatan Kukar, Fida Hurasani, atau yang akrab disapa Afe, Kamis (10/4/2025).

Dari Tikus Hingga Dongfeng

Afe menuturkan, dalam beberapa pekan terakhir, pihaknya menerima laporan yang beragam—dan unik. Misalnya, seorang anak yang memasukkan kunci kontak ke knalpot mesin dongfeng, atau perempuan yang menghubungi Damkar hanya untuk meminta bantuan memasang regulator gas karena takut terjadi kebocoran.

“Kalau dibilang unik, ya silakan. Tapi begitu saya pelajari kronologis laporannya, saya tahu, mereka memang benar-benar butuh bantuan. Lebih baik mereka minta tolong, daripada bertindak sendiri dan malah terjadi musibah,” tegasnya.

Baca juga  Dispora Kukar Dorong Pembentukan Organisasi Pemuda di Desa untuk Tangkal Narkoba

Ada pula laporan warga yang kehilangan sapi. Meski bukan tugas utama Damkar, mereka tetap merespons dengan cepat dan berkoordinasi dengan pihak terkait. Prinsipnya: pemerintah harus hadir kapan pun dan di mana pun masyarakat merasa tidak berdaya.

Bagi Afe dan jajarannya, semangat pelayanan adalah kunci. Mereka tak membatasi diri hanya pada kebakaran. Disdamkarmatan Kukar kini menjelma jadi satuan penyelamatan multi-fungsi yang bisa diandalkan. Koordinasi lintas instansi dilakukan bila perlu, asalkan masyarakat bisa terbantu.

“Saya mendesain teman-teman, selagi orang itu meminta bantuan dan kita sanggup, apa salahnya kita memberikan bantuan. Kalau bisa kita lakukan, ya lakukan. Jika bersentuhan dengan instansi lain, segera kita koordinasi,” jelasnya.

Baca juga  Disputakar Balikpapan Gelar Berbagai Workshop untuk Peringati Bulan Bahasa dan Sastra

Tak Semua Misi Berhasil

Meski siap turun kapan saja, bukan berarti semua tugas bisa selesai mulus. Seperti saat menerima laporan ponsel warga yang jatuh ke keramba di Sungai Mahakam. Tim Damkar turun langsung, namun arus sungai yang deras membuat pencarian gagal.

“Siang malam laporan masuk. Tapi ya tidak semuanya bisa kami selesaikan 100 persen, terutama kalau berkaitan dengan medan ekstrem. Tapi kami tetap berusaha maksimal,” ungkap Afe.

Meski begitu, mereka tak menyerah. Dengan dukungan peralatan yang terus ditingkatkan, Disdamkarmatan Kukar siap menjawab setiap panggilan darurat, dari yang paling serius hingga yang paling unik. (*)

Bagikan: