FRASA.ID, SAMARINDA- Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Kalimantan Timur (Kaltim) dan DPK Kalimantan Tengah (Kalteng) sepakat menjalin kerjasama untuk menguatkan identitas budaya Kalimantan.
Kerjasama tersebut disepakati dalam pertemuan yang digelar di kantor DPK Kalteng di Jalan AIS Nasution, Palangkaraya, pada Kamis (9/11/23).
Pertemuan tersebut dihadiri oleh Kepala Bidang Layanan, Otomasi, dan Kerjasama DPK Kaltim, Mustika Wati, mewakili Kepala DPK Kaltim, dan Kepala DPK Kalteng, Nunu Andriani.
Mustika Wati mengatakan bahwa penandatanganan perjanjian kerjasama ini diinisiasi sebagai langkah nyata dalam menguatkan identitas budaya Kalimantan.
“Kami ingin menyatukan kekuatan dari empat provinsi di Kalimantan untuk bersama-sama menjaga dan melestarikan budaya Kalimantan,” ujar Mustika Wati.
Menurut Mustika, kerjasama ini akan difokuskan pada tiga bidang, yaitu:
-Pengembangan koleksi dan layanan perpustakaan
-Pelestarian naskah kuno
-Pengembangan wisata budaya
Mustika berharap kerjasama ini dapat meningkatkan minat baca dan literasi masyarakat Kalimantan, serta dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga dan melestarikan budaya Kalimantan.
Sementara itu, Nunu Andriani menyambut baik kerjasama ini. Ia mengatakan bahwa kerjasama ini dapat menjadi momentum untuk memperkuat sinergi antara pemerintah daerah di Kalimantan dalam bidang perpustakaan dan kearsipan.
“Kami berharap kerjasama ini dapat memberikan manfaat bagi masyarakat Kalimantan,” ujar Nunu Andriani.
Penandatanganan perjanjian kerjasama antara DPK Kaltim dan DPK Kalteng ini merupakan langkah awal dari kerjasama yang akan dilakukan antara empat provinsi di Kalimantan. DPK Kaltim berharap kerjasama ini dapat terus berlanjut dan dapat bermanfaat bagi masyarakat Kalimantan.
Selain dengan DPK Kalteng, DPK Kaltim juga telah menjalin kerjasama dengan DPK Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Utara. DPK Kaltim berharap kerjasama ini dapat menjadi sarana untuk meningkatkan kualitas layanan perpustakaan dan kearsipan di Kalimantan.
Meskipun sempat tertunda akibat pandemi, komitmen tersebut menjadi tonggak penting dalam menjaga dan melestarikan naskah kuno, manuskrip, dan konten budaya lokal lainnya di seluruh Bumi Borneo.
Andriani menyambut positif inisiatif ini sebagai “reuni” antar provinsi di Kalimantan melalui program penguatan budaya.
Ia berharap Centre of Excellence dapat segera terealisasi dan disosialisasikan secara bertahap.
“Perjanjian kerja sama ini ke depannya akan menjadi ruang bagi literasi digital dalam menginformasikan kearifan budaya lokal seluruh Kalimantan di Indonesia,” ungkapnya.
Perjanjian kerjasama ini bertujuan untuk membangun jaringan kerja sama antar perpustakaan provinsi di wilayah Kalimantan.
“Centre of Excellence pastinya akan menjadi wadah untuk meningkatkan layanan informasi mengenai konten lokal Kalimantan melalui media berbasis teknologi informasi dan komunikasi,” tambahnya.
Sebagai upaya sinergis, provinsi-provinsi di Kalimantan berkomitmen untuk bersama-sama memperkuat warisan budaya yang kaya dan beragam.
