FRASA.ID, TENGGARONG – Kecamatan Samboja Barat, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), kini tengah mencuri perhatian sebagai pusat produksi buah naga dan nanas berkualitas tinggi yang tak hanya memenuhi pasar lokal, tetapi juga merambah pasar nasional dan internasional.
Dengan potensi yang terus berkembang, sektor pertanian ini telah mengubah nasib ribuan petani, yang kini mampu meraup untung hingga ratusan juta rupiah dalam satu musim panen raya.
Camat Samboja Barat, Burhanuddin, menjelaskan bahwa daerah ini, khususnya di sekitar Bukit Suharto, memiliki peluang luar biasa untuk menjadi pusat pertanian buah naga dan nanas.
“Di sepanjang jalan menuju Bukit Suharto, pedagang buah segar dari kebun petani lokal dapat ditemui di mana-mana, membuktikan betapa besar sektor pertanian ini dalam menggerakkan perekonomian masyarakat,” ungkap Burhanuddin,
Dalam satu musim panen raya, petani Samboja Barat mampu memproduksi hingga 10–20 ton buah naga dan nanas, yang tak hanya dipasarkan di Kalimantan Timur tetapi juga dikirim ke berbagai daerah di Jawa dan Sumatera.
Dengan kualitas yang terus terjaga, permintaan terus meningkat, menjadikan buah naga dan nanas Samboja Barat sebagai komoditas unggulan dengan daya saing yang kuat.
Namun, Burhanuddin mengakui bahwa harga jual buah naga dan nanas sangat dipengaruhi oleh siklus panen.
“Saat panen besar, harga bisa turun hingga Rp10 ribu–Rp15 ribu per kilogram. Namun, ketika pasokan terbatas, harga melonjak hingga Rp25 ribu per kilogram,” jelasnya.
Meski fluktuasi harga, banyak petani yang mampu mengantongi penghasilan hingga Rp100 juta atau lebih dalam satu musim panen raya.
“Ini adalah bukti nyata bahwa sektor pertanian memberikan dampak signifikan terhadap kesejahteraan masyarakat,” tambah Burhanuddin.
Keberhasilan ini tidak terlepas dari dukungan penuh dari Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara, yang mendorong pengembangan sektor pertanian dengan berbagai inisiatif.
Di antaranya, penyediaan teknologi pertanian modern, pelatihan rutin bagi petani, serta pengembangan akses pasar yang lebih luas.
Semua ini bertujuan memastikan bahwa petani tidak hanya menghasilkan buah berkualitas tinggi, tetapi juga mendapatkan harga yang layak di pasar.
Dengan tanah subur dan iklim yang mendukung, Samboja Barat memiliki potensi besar untuk ekspansi produksi buah naga dan nanas.
“Kami ingin buah naga dan nanas Samboja Barat menjadi simbol keberhasilan sektor pertanian di Kukar. Dengan pengelolaan yang baik, kami yakin produk ini bisa menembus pasar internasional,” harap Burhanuddin.
Selain peningkatan produksi, rencana diversifikasi produk menjadi fokus, dengan petani mulai mengolah buah naga dan nanas menjadi produk turunan, seperti jus, keripik, dan selai. Hal ini diharapkan menambah nilai ekonomis dan memperluas peluang pasar.
Sektor pertanian ini juga memberikan dampak positif bagi ekonomi lokal dengan membuka lapangan kerja baru.
Warga Samboja Barat kini terlibat langsung dalam proses budidaya, panen, hingga distribusi hasil panen, yang turut mengurangi angka pengangguran di wilayah tersebut.
“Ini bukan hanya soal hasil panen, tetapi juga bagaimana pertanian memberikan manfaat ekonomi yang merata bagi masyarakat. Semua pihak terlibat dan merasakan dampaknya,” ujar Burhanuddin.
Untuk terus mengembangkan potensi ini, pemerintah juga tengah merencanakan festival buah tahunan yang akan mempromosikan komoditas unggulan Samboja Barat.
Festival ini diharapkan menjadi ajang bagi petani untuk memperkenalkan produk mereka sekaligus menarik minat investor yang ingin berkolaborasi dalam pengembangan sektor pertanian di daerah ini.
Kini, Samboja Barat tidak hanya dikenal sebagai wilayah pertanian potensial di Kukar, tetapi juga sebagai contoh nyata bagaimana sektor pertanian dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara signifikan.
Dengan dukungan pemerintah, kerja keras petani, dan strategi pemasaran yang tepat, buah naga dan nanas Samboja Barat siap bersaing di pasar global dan menjadi kebanggaan Kabupaten Kutai Kartanegara. (*)