Tak Sekadar Obat, BESTIE KU TBC Bangkitkan Harapan Pasien di Sebulu Kukar

FRASA.ID, TENGGARONG – Puskesmas Sebulu 1 di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) menorehkan kisah inspiratif dalam upaya memberantas Tuberkulosis (TBC) melalui inovasi kesehatan bernama BESTIE KU TBC (Bersama Terintegrasi Mendukung Eliminasi TBC).

Diluncurkan sejak 2022, program ini hadir sebagai jawaban atas tantangan besar dalam penanganan TBC yang selama ini membelenggu masyarakat.

Dikembangkan oleh perawat senior Nuryani R.A., BESTIE KU TBC menjadi simbol perubahan, membawa angin segar bagi ribuan penderita TBC.

Mengusung semangat lokal “Betulungan Etam Bisa” yang digaungkan oleh Bupati Kukar Edi Damansyah, program ini tak hanya menyasar penyembuhan medis, tetapi juga memutus stigma yang melekat pada penyakit ini.

Sebelum program ini diterapkan, TBC di Sebulu seperti lingkaran setan. Penyebaran kasus begitu masif, tingkat kesembuhan rendah, dan stigma membuat penderita memilih diam daripada mendapatkan perawatan.

Banyak yang menghentikan pengobatan karena takut dikucilkan, atau tak sanggup mengakses layanan kesehatan.

Baca juga  Jelang Pesta Demokrasi, Seno Aji Ingatkan Kepala Daerah Untuk Tahan Diri

“BESTIE KU TBC hadir untuk mematahkan siklus ini. Kami ingin memastikan pasien tak hanya sembuh, tetapi juga mendapatkan dukungan penuh dari lingkungan,” ujar Nuryani.

BESTIE KU TBC menjadi bukti nyata bahwa penanganan TBC harus melibatkan pendekatan holistik. Program ini menyentuh berbagai aspek penting:

1. Edukasi Kader Desa
Tim kesehatan melatih kader desa untuk menjadi garda depan. Mereka bertugas melacak kasus, mendampingi pasien selama pengobatan, dan memastikan kepatuhan terhadap jadwal konsumsi obat.

2. Pendekatan Personal
Dokter spesialis paru-paru secara rutin hadir di puskesmas untuk memberikan perawatan intensif, terutama bagi kasus yang kompleks. Pendekatan ini memberi rasa aman dan nyaman bagi pasien.

3. Kolaborasi Lintas Sektor
Pemerintah Kecamatan Sebulu, kepala desa, hingga Dinas Kesehatan Kukar bersatu mendukung pelaksanaan program ini. Sinergi lintas sektor memastikan keberlanjutan program.

Baca juga  Desa Tuana Tuha Bakal Laksanakan Turnamen Sepak Bola

4. Dukungan Moral dan Sosial
Kader kesehatan tak hanya menjadi pelacak kasus, tetapi juga pendamping emosional. Hal ini menghapus rasa kesendirian pasien selama menjalani pengobatan yang intensif.

Program ini juga mengatasi hambatan lain, seperti buruknya sanitasi lingkungan, kurangnya dukungan keluarga, dan ketakutan akan biaya pengobatan.

“Kami pastikan layanan kesehatan lebih mudah diakses, terjangkau, dan tanpa stigma. Ketakutan masyarakat harus kita patahkan,” tegas Nuryani.

BESTIE KU TBC mencatatkan hasil signifikan. Tingkat deteksi kasus meningkat tajam, dan angka keberhasilan pengobatan terus menunjukkan tren positif.

Program ini juga meraih penghargaan di Pekan Inovasi Daerah 2022, mengukuhkan Puskesmas Sebulu 1 sebagai pelopor inovasi kesehatan di Kukar.

Sekretaris Camat Sebulu, Buyung Sasmita, mengapresiasi dampak besar program ini.

Baca juga  Tuan Rumah BBGRM 2025, Kota Bangun Tunjukkan Tradisi Guyub yang Tetap Hidup

“BESTIE KU TBC bukan sekadar program medis. Ini adalah solusi sosial yang membangun kesadaran kolektif. Kami akan terus mendukung pelaksanaannya,” ujarnya penuh semangat.

BESTIE KU TBC sejalan dengan visi besar Kabupaten Kutai Kartanegara dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD): menciptakan masyarakat yang sehat dan sejahtera.

Dengan target eliminasi TBC pada 2030, program ini membawa optimisme besar bagi masa depan kesehatan masyarakat.

“Kami yakin eliminasi TBC bukan sekadar impian. Dengan kerja sama pemerintah, kader kesehatan, dan masyarakat, tujuan ini bisa kita capai bersama,” tutup Nuryani penuh keyakinan.

Melalui semangat “Betulungan Etam Bisa”, BESTIE KU TBC mengukir harapan baru, memberikan kekuatan bagi masyarakat Sebulu untuk bangkit melawan TBC, sekaligus memastikan generasi mendatang tumbuh dalam lingkungan yang lebih sehat dan bebas stigma. (*)

 

Bagikan: