FRASA.ID, TENGGARONG – Di tengah hamparan pepohonan hijau yang memeluk tenangnya air Waduk Panji Sukarame, sedang tumbuh sebuah gagasan besar.
Bukan hanya tentang memperindah, tapi menghidupkan kembali sebuah kawasan yang dulu hanya jadi latar foto, kini disiapkan menjadi jantung baru ekowisata dan edukasi Kutai Kartanegara.
Waduk Panji Sukarame yang terletak di Kecamatan Tenggarong ini kini tak lagi sekadar tempat bersantai. Di tangan Dinas Pariwisata (Dispar) Kukar, ia disiapkan menjadi oase pembelajaran, ruang sosial, dan simbol pariwisata berkelanjutan.
Plt Kepala Dispar Kukar, Arianto, membawa semangat baru ke lokasi ini. Bukan sekadar renovasi, tapi transformasi. “Kami tidak ingin hanya mempercantik secara fisik. Konsepnya harus berubah. Harus memberi manfaat lebih luas—secara edukatif, ekologis, dan ekonomi,” tegasnya, Sabtu (5/4/2025).
Dispar Kukar akan menggandeng tenaga ahli dan konsultan untuk memastikan pengembangan kawasan ini berjalan dengan konsep matang dan tepat sasaran. Mereka ingin mendengarkan, belajar, dan mengintegrasikan gagasan dari pelaku pariwisata, pengamat lingkungan, hingga komunitas lokal.
Salah satu ide yang mulai dirancang adalah menjadikan Waduk Panji Sukarame sebagai ruang edukasi lingkungan: tempat anak-anak belajar tentang keseimbangan ekosistem, tempat komunitas berkegiatan, hingga ruang terbuka bagi seminar dan pelatihan berbasis alam. Bukan hanya tempat untuk berswafoto, tapi ruang tumbuh bersama.
Bayangkan jalur trekking yang melingkari air, tenda-tenda edukatif di pinggir danau, papan-papan informasi hayati, hingga amfiteater terbuka yang menjadi saksi diskusi-diskusi anak muda tentang alam dan budaya. Sebuah simfoni wisata yang selaras dengan alam dan waktu.
“Kita ingin kawasan ini menjadi waduk gagasan, bukan hanya waduk air. Tempat bertemunya ide, alam, dan manusia,” ujar Arianto penuh makna.
Konsep ekowisata pun menjadi fondasi pengembangan ini—penggunaan energi terbarukan, pengelolaan sampah berkelanjutan, hingga pelibatan masyarakat sebagai pelaku utama, bukan sekadar penonton.
Namun Arianto sadar, perjalanan menuju itu tidak mudah. Pendanaan, koordinasi, hingga kesadaran publik jadi tantangan besar. Tapi ia yakin, dengan gotong royong antara pemerintah, swasta, dan komunitas, Waduk Panji Sukarame bisa bangkit menjadi ikon baru pariwisata Kukar.
“Ini bukan soal memperbaiki tempat, tapi soal membangun harapan. Harapan bahwa pariwisata bisa membawa perubahan baik bagi masyarakat dan alam sekaligus,” pungkasnya.
Waduk Panji Sukarame bukan lagi hanya pantulan langit di permukaan air, tapi pantulan masa depan Kukar yang hijau, cerdas, dan menyatu dengan alam. (*)