FRASA.ID, KUTAI KARTANEGARA – Setiap Selasa dan Kamis, ruang Klinik Wirausaha Pemuda Mandiri (WPM) di Tenggarong tak pernah sepi. Bukan karena seminar besar atau lomba-lomba.
Tapi karena sesi “SEKAM Sharing”, yang kini jadi napas baru bagi anak-anak muda Kukar yang sedang merintis jalan sebagai wirausahawan.
Salah satu yang rutin hadir adalah Nia Kartika (23), pemilik usaha camilan rumahan “Kriuk Bunda”.
Awalnya, Nia hanya membuat keripik singkong untuk tetangga sekitar. Tapi setelah ikut SEKAM Sharing sejak pertengahan 2024, cara pandangnya terhadap bisnis berubah drastis.
“Awalnya saya bingung harus mulai dari mana. Di SEKAM saya diajari cara menentukan harga, membuat branding, sampai promosi di media sosial. Bahkan saya dapat bantuan alat pengemas dari Dispora,” ungkap Nia, yang kini sudah memiliki dua orang pegawai, Sabtu (5/4/2025).
Bagi Nia dan ratusan pemuda lainnya, SEKAM Sharing bukan hanya forum diskusi. Ia jadi tempat curhat usaha, tempat bertemu mentor, dan komunitas yang saling menguatkan.
Program ini diinisiasi oleh Dispora Kukar sejak 2023, dengan ide sederhana: membuka ruang konsultasi usaha yang bisa diakses dengan mudah dan gratis oleh pemuda usia 16–30 tahun.
Setiap sesi dibuka sejak pagi hingga sore, dan dipandu oleh fasilitator yang punya pengalaman langsung di dunia usaha.
“Kadang hanya satu-dua orang yang datang, tapi kami layani sampai tuntas. Intinya bukan seberapa banyak, tapi seberapa dalam kami bisa bantu,” ujar Nurhaliza, salah satu pendamping di Klinik WPM.
Yang membuat SEKAM unik adalah pendekatan “Home Sharing”—tim Dispora yang mendatangi langsung tempat usaha peserta untuk memberikan pendampingan personal.
Pendekatan ini lahir dari pengalaman bahwa tidak semua wirausahawan muda nyaman datang ke kantor atau menyampaikan masalahnya di depan umum.
“Waktu tim datang ke rumah dan lihat langsung produksi saya, mereka kasih saran teknis yang sebelumnya nggak pernah saya pikirkan. Saya jadi tahu cara mengefisienkan bahan baku,” tutur Rahmat (28), pengusaha minuman herbal dari Samboja.
Dalam tiga tahun, Dispora mencatat 1.647 wirausahawan muda telah terlibat dalam program ini, dan target pendampingan diperluas ke seluruh kecamatan di Kukar.
Tak berhenti di pelatihan, 2025 akan jadi tahun ekspansi, dengan hadirnya lima jenis pelatihan baru dan target 275 peserta.
“Kami ingin anak muda Kukar bukan hanya jadi pekerja, tapi pencipta lapangan kerja. Biar ekonomi daerah bisa tumbuh dari akar rumput,” ujar Kepala Dispora Kukar, Aji Ali Husni.
Semangat itu tercermin dalam wajah-wajah seperti Nia dan Rahmat—anak-anak muda biasa yang kini punya harapan besar lewat usaha kecil mereka. SEKAM bagi mereka bukan sekadar program. Tapi sebuah ruang bertumbuh, tempat mereka belajar, bangkit, dan bermimpi lebih besar.
“Dulu saya takut buka usaha karena takut gagal. Sekarang, saya malah berani ngajak teman-teman gabung,” kata Nia, tersenyum. (*)