FRASA.ID, KUTAI KARTANEGARA– Di balik riuh kendaraan yang hilir-mudik di pusat Kota Tenggarong, sebuah rencana besar tengah digodok oleh Dinas Perhubungan (Dishub) Kutai Kartanegara (Kukar).
Bukan sekadar mengatur lalu lintas atau mengelola lahan parkir, Dishub kini mematok target ambisius: menghasilkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebesar Rp500 juta hanya dari sektor parkir.
Angka setengah miliar rupiah ini bukan sekadar angka. Ia menjadi simbol semangat Dishub Kukar dalam menggali potensi tersembunyi yang selama ini belum digarap secara optimal.
Di tengah tantangan ekonomi dan kebutuhan pembangunan yang kian mendesak, parkir menjadi salah satu “tambang emas” yang siap digarap dengan lebih serius.
“Kami tidak muluk-muluk. Target Rp500 juta itu realistis, dan kalau tercapai, itu sudah luar biasa,” ujar Kepala Dishub Kukar, Ahmad Junaidi, Selasa (1/4/2025).
Bersama Kasi Pengelolaan Parkir, Juliana, ia menegaskan bahwa strategi pengelolaan parkir tahun ini lebih terarah, fokus pada lokasi-lokasi yang punya potensi besar, baik dari segi volume kendaraan maupun intensitas kunjungan masyarakat.
Beberapa titik parkir yang menjadi andalan antara lain kawasan Timbau, Pasar Seni, Taman Kota Raja, hingga CBD Tenggarong. Lokasi-lokasi ini dipilih karena kerap menjadi pusat keramaian, baik karena aktivitas ekonomi, rekreasi, maupun acara publik.
“Parkir bukan sekadar menaruh kendaraan, ini tentang manajemen ruang kota dan potensi ekonomi,” jelas Junaidi.
Apalagi, Kukar dikenal aktif menggelar berbagai event berskala besar—festival budaya, pertunjukan seni, hingga bazar UMKM. Dishub melihat setiap event sebagai peluang emas. Setiap pengunjung adalah potensi rupiah, setiap kendaraan yang terparkir adalah kontribusi bagi pembangunan.
Juliana menambahkan, “Kami memanfaatkan momen-momen seperti ini untuk mengoptimalkan retribusi. Jika dikelola dengan benar, PAD dari parkir bisa naik signifikan.”
Juru Parkir, Garda Depan
Namun, Dishub Kukar sadar bahwa kesuksesan ini tidak bisa hanya mengandalkan strategi di atas kertas. Faktor manusia tetap jadi kunci.
Saat ini, ada 50 juru parkir (jukir) binaan Dishub yang tersebar di berbagai titik di Tenggarong. Mereka adalah ujung tombak yang memastikan pengelolaan parkir berjalan sesuai prosedur.
Setiap jukir dibekali dengan pelatihan, pemahaman tentang pentingnya karcis parkir resmi, dan etika pelayanan publik.
“Kami selalu tekankan: jangan ada pungli, jangan ada parkir tanpa karcis. Karcis itu bukti sah, dan masyarakat berhak menuntut transparansi,” kata Juliana.
Dishub juga rutin melakukan patroli dan evaluasi ke lapangan, memastikan bahwa setiap lokasi parkir benar-benar produktif dan tidak menjadi titik rawan kebocoran PAD.
Menariknya, seluruh pendapatan dari sektor parkir ini nantinya akan disetorkan ke Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kukar.
Dana inilah yang akan menjadi bahan bakar pembangunan—mulai dari infrastruktur jalan, penerangan kota, hingga peningkatan fasilitas publik lainnya.
“Setiap rupiah dari parkir adalah kontribusi langsung untuk kota ini. Semakin tertib parkir, semakin cepat kita membangun,” ungkap Junaidi.
Ia juga menekankan pentingnya kolaborasi antara Dishub, masyarakat, dan pelaku usaha. Tanpa dukungan semua pihak, sistem parkir yang ideal tak akan pernah tercipta.
“Kami minta warga jadi bagian dari solusi. Bayar parkir dengan karcis resmi, laporkan jika ada pungli. Ini bukan sekadar bayar parkir, ini tentang kita membangun Kukar bersama,” tegasnya.
Bagi Dishub Kukar, transformasi sektor parkir adalah langkah visioner. Di kota-kota besar, parkir telah lama menjadi sumber PAD yang signifikan.
Kini, Kukar tidak mau ketinggalan. Dengan potensi kendaraan yang terus meningkat dan aktivitas warga yang semakin dinamis, sektor ini dipandang sebagai salah satu sumber daya ekonomi baru yang menjanjikan.
Tak hanya urusan kendaraan, ini adalah tentang membangun budaya kota yang tertib, transparan, dan produktif. Di balik lahan parkir yang tampak biasa, kini tersembunyi potensi luar biasa.
“Kalau semua tertib, target Rp500 juta bukan mimpi. Bahkan bisa lebih,” pungkas Junaidi optimis. (*)