Revolusi Hijau Sangasanga, Peternakan di Atas Lahan Bekas Tambang

FRASA.ID, TENGGARONG – Langit baru menjelang Sangasanga, sebuah kecamatan di Kutai Kartanegara (Kukar) yang selama ini lekat dengan gemuruh alat berat dan debu tambang.

Kini, wilayah ini bersiap mengubah wajahnya, menjelma menjadi pusat produksi pangan yang potensial, membawa harapan baru bagi masyarakat setempat.

Dengan langkah strategis, Pemerintah Kecamatan Sangasanga menggagas pemanfaatan lahan bekas tambang untuk sektor pertanian dan peternakan.

Sebuah rencana ambisius yang bertujuan untuk tidak hanya mendukung ketahanan pangan daerah, tetapi juga merehabilitasi ekosistem yang sempat terdegradasi akibat aktivitas tambang.

“Kami ingin Sangasanga tidak hanya dikenal sebagai kawasan tambang, tetapi juga sebagai lumbung pangan yang memberikan manfaat berkelanjutan bagi masyarakat,” tegas Camat Sangasanga, Dachriansyah,

Sebagai langkah awal, program percontohan peternakan sapi akan digelar di lahan eks tambang.

Tidak tanggung-tanggung, sebuah perusahaan tambang di wilayah ini telah menyatakan kesediaannya menghibahkan sebagian lahannya untuk mendukung inisiatif ini.

Baca juga  Mobil Perpustakaan di Kutai Timur Tiap Hari Keliling Sangatta

“Kami telah melakukan peninjauan lokasi bersama pihak perusahaan. Peternakan sapi dipilih karena potensinya besar dan dapat segera diimplementasikan pada lahan bekas tambang,” ujar Dachriansyah.

Keputusan ini bukan tanpa alasan. Peternakan sapi dinilai sebagai langkah strategis untuk mengintegrasikan rehabilitasi lahan dengan peningkatan produksi pangan.

Selain menghasilkan daging, sapi juga berkontribusi pada kesuburan tanah melalui kotorannya yang dapat diolah menjadi pupuk organik.

Dachriansyah menekankan bahwa program ini tidak akan berjalan tanpa kolaborasi erat antara pemerintah daerah, masyarakat, dan pihak swasta.

Ia optimistis, jika semua elemen bersinergi, Sangasanga tidak hanya akan menciptakan lumbung pangan, tetapi juga memperbaiki taraf hidup masyarakat sekitar.

“Kami berkomitmen melibatkan masyarakat dalam setiap tahap program ini, mulai dari pelatihan hingga pelibatan langsung dalam operasional peternakan dan pertanian,” tambahnya.

Langkah ini juga sejalan dengan visi besar Kabupaten Kukar untuk mendorong pembangunan berkelanjutan.

Pemanfaatan lahan eks tambang tidak hanya berorientasi pada hasil ekonomi, tetapi juga pada pemulihan lingkungan yang rusak akibat eksploitasi jangka panjang.

Lebih jauh, Dachriansyah membayangkan Sangasanga sebagai wilayah dengan pertanian terpadu. Selain peternakan sapi, potensi untuk pengelolaan tanaman pangan dan hortikultura akan dikembangkan.

Transformasi ini diharapkan dapat menjadi cetak biru keberhasilan pemanfaatan lahan bekas tambang di Indonesia.

“Ini adalah investasi jangka panjang. Kami ingin Sangasanga menjadi simbol keberhasilan rehabilitasi lahan dan ketahanan pangan,” ujarnya penuh semangat.

Program ini juga diproyeksikan membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat setempat, memberikan peluang bagi mereka untuk terlibat langsung dalam pengelolaan dan pengembangan sektor pangan.

Baca juga  DPRD Kaltim Apresiasi Program Beasiswa Kaltim Tuntas

Dengan begitu, dampak ekonomi yang dihasilkan akan dirasakan secara langsung oleh warga.

“Tidak hanya soal angka produksi, tetapi juga kesejahteraan masyarakat yang menjadi prioritas kami,” tandas Dachriansyah.

Jika program ini berhasil, Sangasanga akan menjadi bukti nyata bahwa kawasan tambang tidak harus berakhir sebagai lahan yang terbengkalai.

Sebaliknya, wilayah ini akan menjadi aset berharga yang memberikan kontribusi jangka panjang bagi masyarakat dan lingkungan.

“Kami optimistis Sangasanga bisa menjadi motor penggerak ketahanan pangan di Kukar, bahkan turut mendukung kebutuhan pangan IKN Nusantara,” pungkas Dachriansyah.

Transformasi Sangasanga bukan hanya tentang ekonomi atau pangan. Ini adalah cerita tentang keberanian bermimpi besar dan mewujudkannya dengan kerja keras.

Dengan dukungan penuh semua pihak, Sangasanga siap mengubah identitasnya dari kawasan tambang menjadi simbol harapan dan keberlanjutan di Kutai Kartanegara. (*)

Bagikan: