Tiga Hari Dikepung Hujan, 8 Desa di Tabang Tergenang Air

FRASA.ID, KUTAI KARTANEGARA – Suasana mencekam menyelimuti delapan desa di Kecamatan Tabang, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), setelah hujan deras yang mengguyur wilayah hulu Sungai Belayan selama tiga hari berturut-turut menyebabkan banjir yang cukup luas.

Air sungai meluap, menggenangi jalan-jalan desa, mengisolasi akses warga, dan melumpuhkan aktivitas harian sebagian masyarakat.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kukar, Setianto Nugroho Aji, menyebutkan bahwa banjir merendam sedikitnya delapan desa, yakni Long Beleh Haloq, Umaq Bekuay, Sidomulyo, Desa Baru, Tabang Lama, Umaq Dian, Muara Pedohon, dan Umaq Tukung.

Ketinggian air bervariasi, mulai dari 20 hingga 50 sentimeter, cukup tinggi untuk menyulitkan kendaraan roda dua dan menghambat aktivitas warga sehari-hari.

“Air mulai surut di beberapa desa, khususnya Long Beleh Haloq. Namun, masih ada genangan setinggi 30 hingga 40 sentimeter di beberapa titik jalan desa. Syukurlah, hingga kini air belum masuk ke rumah-rumah warga,” ujar Setianto saat dihubungi pada Selasa (8/4/2025).

Baca juga  Inovasi Ramah Perempuan, Kukar Hadirkan Ladies Parking Pertama di Timbau

Meskipun tidak ada laporan korban jiwa, dampak sosial dan ekonomi dari bencana ini cukup terasa. Warga kesulitan untuk menuju pasar, sekolah, serta fasilitas kesehatan.

Beberapa kegiatan pertanian, yang menjadi tulang punggung ekonomi warga desa, harus dihentikan sementara. Begitu pula aktivitas perdagangan yang biasanya ramai di akhir pekan, kini tampak lengang.

“Ini bukan hanya soal genangan air, tapi soal kehidupan warga yang terganggu total. Jalan-jalan desa berubah menjadi aliran kecil yang dalam dan licin, sementara kendaraan terpaksa diparkir jauh dari rumah,” ucap salah satu warga Desa Umaq Dian yang enggan disebutkan namanya.

Menurut laporan BPBD Kukar, hingga kini belum ditemukan indikasi tanah longsor ataupun pohon tumbang akibat intensitas hujan tinggi. Namun, potensi bencana lanjutan tetap ada, mengingat curah hujan di kawasan hulu masih cukup tinggi dan sulit diprediksi.

Baca juga  Akhmed Reza Pahlevi Harap APBD Bisa Memperbaiki Berbagai Sektor

Guna mengantisipasi kemungkinan terburuk, BPBD Kukar bersama Muspika Tabang, pemerintah desa, dan relawan lokal telah mengaktifkan posko siaga banjir.

Posko ini berfungsi sebagai pusat informasi, koordinasi logistik, dan pengaduan darurat. Apabila situasi memburuk, evakuasi akan segera dilakukan dengan prioritas kelompok rentan seperti lansia, anak-anak, dan ibu hamil.

“Kami terus pantau kondisi sungai. Jika ada peningkatan debit air secara tiba-tiba, kami siap lakukan evakuasi. Kami juga imbau warga agar tidak beraktivitas di sekitar tebing sungai yang rawan longsor dan segera laporkan bila melihat tanda-tanda bahaya,” tambah Setianto.

Warga setempat pun mulai bersiap dengan segala kemungkinan. Sejumlah kepala keluarga mulai mengamankan barang-barang penting, mengevakuasi ternak ke tempat yang lebih tinggi, dan membuat jalur alternatif untuk mobilitas darurat.

Dispar Kukar dan Dinas Sosial Kukar turut berperan dalam mendukung pengiriman logistik dan peralatan tanggap darurat.

Baca juga  Aturan Ketat Dana Kampanye Pilkada Kukar, Maksimal Rp 44,95 Miliar per Paslon

Sementara itu, tim kesehatan dari Puskesmas Tabang disiagakan untuk mengantisipasi penyebaran penyakit yang biasa muncul pascabanjir, seperti diare dan infeksi kulit.

Banjir ini menjadi pengingat keras akan pentingnya mitigasi bencana di kawasan hulu Kukar, yang rentan terhadap perubahan cuaca ekstrem.

Pemerintah daerah mendorong evaluasi terhadap sistem drainase, serta mempercepat pembangunan infrastruktur tanggap bencana di daerah-daerah rawan banjir.

Setianto pun menutup pernyataannya dengan pesan yang kuat, “Ini bukan hanya tugas BPBD atau pemerintah saja. Tanggap bencana adalah tanggung jawab bersama. Mari jaga keselamatan, jaga keluarga, dan saling bantu.”

Dengan curah hujan yang masih tinggi dan kondisi cuaca belum sepenuhnya stabil, masyarakat Kecamatan Tabang dan sekitarnya diminta tetap waspada dan siaga. Informasi resmi dari BPBD dan BMKG diharapkan menjadi acuan utama bagi warga dalam menyikapi situasi ini. (*)

Bagikan: