Gerakan Pangan Murah Disketapang Kukar, Redam Gejolak Harga dan Jaga Perut Warga

FRASA.ID, KUTAI KARTANEGARA– Di tengah dinamika harga pangan yang seringkali bergejolak dan menekan daya beli masyarakat, Dinas Ketahanan Pangan (Disketapang) Kutai Kartanegara (Kukar) terus menunjukkan komitmennya: hadir, tanggap, dan peduli.

Melalui Gerakan Pangan Murah (GPM), Disketapang tak hanya menyalurkan kebutuhan pokok, tapi juga harapan.

Bagi masyarakat Kukar, GPM bukan lagi sekadar program tahunan—ia telah menjadi penyelamat kantong sekaligus penjaga kestabilan dapur keluarga.

Dari Loa Kulu hingga pusat kota Tenggarong, GPM hadir sebagai jawaban atas keresahan warga soal harga bahan pokok yang melonjak tak menentu.

Baca juga   Bawa Ratusan Paket Sembako, Rahmat Dermawan Blusukan ke Kampung-kampung Temui Warga

“Ini bukan sekadar operasi pasar. GPM adalah bentuk kepedulian dan tanggung jawab kami untuk memastikan rakyat tidak panik menghadapi fluktuasi harga,” tegas Sutikno, Kepala Disketapang Kukar, Kamis (27/3/2025).

Menjangkau Hingga Pelosok

Tak menunggu krisis datang, Disketapang rutin menggelar GPM minimal dua kali setahun, bahkan bisa empat kali bila lonjakan harga tak terkendali.

Setiap Selasa hadir di Loa Kulu, Jumat di depan MPP, dan setiap Minggu di arena Car Free Day. GPM hadir di tempat masyarakat berkumpul—dekat, cepat, dan murah.

Baca juga  DPRD Kaltim Minta Pemprov Gali Potensi Pemfaatan Aset Lahan Untuk Dongkrak Nilai PAD

GPM juga mulai menjelajah kecamatan yang selama ini sulit dijangkau. Salah satu buktinya, pelaksanaan GPM di Halaman Masjid Agung Sultan Sulaiman awal tahun ini yang disambut antusiasme luar biasa.

“Memang belum semua kecamatan tersentuh, tapi kami sedang dorong penambahan anggaran agar tak ada warga Kukar yang tertinggal dari program ini,” ujar Sutikno.

Disketapang tidak berjalan sendiri. Kolaborasi erat dengan Disperindag Kukar membuat distribusi pangan murah makin luas. Daerah yang sebelumnya sulit akses pasar kini bisa mendapat harga terjangkau tanpa harus pergi jauh.

Baca juga  Dispora Genjot Pelatihan Wasit dan Pelatih untuk Tingkatkan Kualitas Olahraga di Kukar

“Kami pastikan sinergi ini berjalan tepat sasaran. Yang penting, masyarakat bisa merasakan manfaatnya langsung di meja makan,” tambahnya.

GPM juga menjadi ruang edukatif. Masyarakat tak hanya membeli, tapi juga belajar soal ketahanan pangan—bagaimana mengelola bahan pangan, menanam di pekarangan, dan menciptakan cadangan pangan keluarga.

“Jika pasar bergejolak, kami tak akan diam. GPM bisa digelar kapan saja, sesuai kebutuhan masyarakat. Inilah cara kami menjaga Kukar tetap kuat, sejahtera, dan tahan terhadap krisis pangan,” tegas Sutikno. (*)

Bagikan: