Debit Mahakam Naik, Warga Tenggarong Ikut Siaga Hadapi Banjir Bersama Camat dan Relawan

FRASA.ID, TENGGARONG – Debit air Sungai Mahakam yang meningkat memicu banjir di beberapa titik di Kecamatan Tenggarong, Kutai Kartanegara.

Sejumlah ruas jalan protokol dan kawasan permukiman terdampak, membuat aktivitas warga terganggu dan arus lalu lintas tersendat.

Camat Tenggarong, Sukono, memastikan bahwa jajarannya bersama relawan dan instansi terkait telah disiagakan untuk menghadapi kondisi darurat ini.

“Kami ingin masyarakat tetap waspada. Saat ini kondisi Sungai Mahakam masih tinggi, dan bisa berpotensi terjadi peningkatan luapan air apabila hujan terus turun di hulu,” kata Sukono, Kamis (1/5/2025).

Sejumlah jalan terdampak banjir di antaranya Jalan Wolter Monginsidi, Belida, Ahmad Yani, KH Dewantara, Teratai, serta kawasan Kelurahan Mangkurawang.

Baca juga  Srikandi, Aplikasi yang Mempermudah Pengelolaan Arsip dan Percepatan Pelayanan Publik

Di beberapa titik, ketinggian air mencapai lutut orang dewasa, memaksa kendaraan bermotor melambat bahkan berputar arah.

Menurut Sukono, banjir juga mulai masuk ke halaman rumah warga di Kelurahan Timbau, Mangkurawang, dan Loa Ipuh. Koordinasi intensif terus dilakukan dengan BPBD, Dinas PU, Dishub, dan aparat keamanan.

“Kita akan lakukan langkah antisipatif dan juga persiapan evakuasi bila sewaktu-waktu dibutuhkan. Kami juga minta laporan kondisi dari kelurahan setiap pagi dan sore,” jelasnya.

Sementara itu, warga terdampak mulai merasakan dampak ekonomi dan sosial akibat genangan air.

Rika (42), pedagang makanan di Jalan Teratai, mengaku harus menutup warungnya karena genangan sudah masuk ke teras.

“Biasanya ramai pembeli pas pagi dan sore. Tapi dua hari ini saya tutup karena air tinggi dan pelanggan nggak bisa lewat,” ungkapnya.

Ia berharap pemerintah segera mempercepat perbaikan saluran air dan memberikan bantuan bagi pelaku usaha kecil yang terdampak.

Hal serupa disampaikan Taufik (38), warga RT 12 Kelurahan Mangkurawang. Ia menyebutkan bahwa air mulai masuk ke pekarangan rumahnya sejak malam sebelumnya.

“Kami sudah biasa hadapi banjir tahunan, tapi tetap saja repot kalau air masuk. Semoga ada langkah nyata untuk penanganan jangka panjang, bukan hanya pas air sudah tinggi,” keluhnya.

Baca juga  Angka Stunting Menurun, Pjs Bupati Kutim Apresiasi Dinkes

Camat Sukono menanggapi bahwa pengendalian banjir tidak bisa hanya mengandalkan perbaikan saluran yang ada.

Perlu strategi besar berbasis kawasan serta peninjauan ulang terhadap masterplan pengendalian banjir di Tenggarong.

“Kita harus adaptif terhadap perubahan iklim dan hujan ekstrem. Salah satu usulan kami adalah peninggian tanggul dan pemetaan ulang titik rawan banjir,” tegasnya.

Di tengah kondisi ini, kerja sama antara perangkat kelurahan, RT, dan warga menjadi ujung tombak penanganan darurat.

Sukono mengapresiasi peran aktif masyarakat dalam membantu distribusi informasi dan evakuasi ringan.

“Kami yakin, dengan kebersamaan dan gotong royong, kita bisa melewati masa sulit ini,” pungkasnya. (*)

Bagikan: